PRAMONO, KHAZANAH NASKAH MINANGKABAU. PADANG: PENERBIT ERKA, 2018, XX + 196 PP. ISBN: 978-602-6506-82-5 (PAPERBACK)
Main Article Content
Abstract
Khazanah pernaskahan Minangkabau sudah lama menarik perhatian dunia akademik. Ketertarikan kepadanya dimulai oleh sarjana Eropa, khususnya Belanda, sejak akhir abad ke-19. Beberapa nama dapat disebutkan di sini, seperti J.L. van der Toorn, Arnold Snackey, C.A. van Ophuijsen, A.L. van Hasselt, L.K. Harmsen, Ph.S. van Ronkel, Gerth van Wijk, dan H.N. van der Tuuk.
Kiranya tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa ‘generasi Van der Toorn’ merupakan pionir dan peletak dasar kajian pernaskahan Minangkabau. Mereka telah berjasa memperkenalkan dunia pernaskahan Minangkabau ke forum akademik Eropa, khususnya Belanda, yang tentu saja juga dapat menjangkau komunitas akademik yang lebih luas. Di samping menghasilkan artikel-artikel akademik, para sarjana Belanda yang nama mereka disebutkan di atas juga telah menerbitkan beberapa naskah Minangkabau terpilih dan menerjemahkannya ke dalam Bahasa Belanda. Untuk sekadar contoh, sebutlah misalnya De geschiedenis van Prinses Balkis (Hikajat Poeti Baloekih) oleh Van Wijk (1881), Mandjau Ari: Minangkabausche vertelling (1885) dan Tjindoer Mato: Eeen Minangkabausch-Maleische legende (1886) karya Van der Toorn. Van Ophuijsen pula, melalui Penerbit P.W.M. Trap di Leiden, sedikitnya telah menerbitkan dan menerjemahkan ke dalam Bahasa Belanda empat kaba Minangkabau: Chabar Mama’ si Hetong: Een Minangkabausche vertelling (1892), Kabar Si Ali Amat: Een Minangkabausche vertelling (1895), Tjaritå Si Palalo’: Een Minangkabausche vertelling (1895), dan Kabar Si Omboet Moeda: Een Minangkabausche vertelling (1896). Sementara Van Ronkel telah berjasa menyusun Suplement Catalogue der Maleische en Minangkabausche Handschriften in de Leidse Universiteit Bibliotheek (1921).